Sabtu, 08 Desember 2012

Kucing liar dan kucing rumahan


Suatu hari, seekor kucing rumahan (KR) menghampiri seekor kucing liar (KL) yang sedang sibuk mengejar tikus, dan menyapanya.

KR: "Hei, apa yang sedang kamu kerjakan?".

KL: "Aku sedang mengejar makan siangku".

KR: "Apa kamu benar-benar akan memangsa hewan kotor itu, begitu engkau berhasil menangkapnya?".

KL: "Tentu saja".

KR: "Menjijikkan! Lalu, apa yang kau minum?".

KL: "Apa saja,air sungai, air got, atau air hujan yang menggenang di tanah".

KR: "Menjijikkan! Lihatlah aku, aku tidak akan makan, kecuali dengan sekaleng whiskas. Dan aku tidak akan minum, kecuali dengan semangkuk susu".

KL:  "Aku tidak mengerti, apa yang kau bicarakan...(Memperhatikan sang kucing rumahan dengan seksama)... Oh, tidak! makan siangku! dia lari menjauh, aku harus mengejarnya. Hey, ikutlah denganku, perbincangan kita belum berakhir."

KR: "Buat apa aku mengikutimu?"

KL: "Sudahlah... ikut saja, ada yang ingin kutunjukkan padamu di ujung pengejaranku, kau pasti tidak akan menyesal, aku jamin."

Dengan enggan, sang kucing rumahanpun mengikuti sang kucing liar mengejar tikus yang berlari dengan begitu lincahnya, masuk ke lubang sempit dan keluar masuk got-got kotor yang berbau busuk. Sampai akhirnya sang kucing rumahan kelelahan dang berhenti untuk bernafas. Melihat hal itu, sang kucing liar juga menghentikan larinya dan bertanya kepada sang kucing rumahan:

KL: "Hei, ada apa, kawan, kenapa kau berhenti?"

KR: "Apa kau tidak lihat, aku sudah hampir mati, nafasku tidak beraturan dan jantungku berdegup begitu kencang. Seumur hidup, aku tidak pernah merasa lelah yang teramat sangat seperti ini. Sudahlah, aku tidak perduli lagi dengan apa yang mau kau tunjukkan padaku"

KL: "Baiklah, kau tunggu saja di sini, aku akan segera kembali."

KR: "Tentu saja, meskipun sebenarnya aku enggan menunggumu, tapi kupastikan, aku akan tetap di sini untuk 1 jam ke depan, aku sudah terlalu lelah untu melangkah, kurasa aku akan merebahkan tubuhku di pinggiran jalan yang kotor ini, hhhh... "

Sang kucing liar bergegas meninggalkan sang kucing rumahan yang mulai tertidur di pinggir trotoar. Beberapa menit kemudian di kembali dengan membawa sepotong daging dan melemparkannya sampai tepat berhenti di depan hidung sang kucing rumahan yang terlihat sudah pulas. Mencium bau daging mentah, sang kucing rumahnpun terbangun, dia menoleh dan mendapati sang kucing liar sudah berdiri di depannya.

KR: "Apa ini??? Pasti ini tikus yang tadi kau kejar???"

KL: "Makanlah, aku tahu kau lapar setelah mengikutiku berlari."

KR: "Tapi daging apa ini???"

KL: "Sudahlah, kau makan saja, aku janji, kau pasti menyukainya. Dan kalau ternyata tidak, kau boleh memakiku, menamparku, atau apapun yang kau suka."

KR: "Baiklah, aku makan. Dan kuharap kau tidak menjilat ludahmu sendiri."

Sang kucing rumahan mengguling-gulingkan daging yang dia dapat dari sang kucing liar, agak kotor, sepertinya tidak enak, tapi aroma daging itu dan rasa lapar akhirnya membuatnya membuka mulut dan menancapkan taring-taringnya ke daging itu.

KR: (Hmmmm... Apa ini? agak kenyal, begitu digigit, ada cairan yang keluar memenuhi dinding-dinding mulutku... Kenikmatan yang belum pernah aku rasakan... dan aromanya, hmmmm... dan... dan...) "Katakan padaku, daging apa ini???"

KL: "Baiklah, akan kuberitahu, itu adalah daging hewan yang kau bilang menjijikkan tadi. Sekarang, setelah kau sudah tahu asal daging yang kau makan, tentu kau tidak akan menghabiskannya bukan? bolehlah kau lempar kemari, aku masih lapar."

KR: "Enak saja! bukankah kau sudah memberikannya untukku?"

KL: Tersenyum dan kemudian berbisik ke telinga sang kucing rumahan yang sedang menikmati daging tikus "Kawan, kita ini sama..."

Sang kucing liarpun meninggalkan sang kucing rumahan, masih dipinggir trotoar yang kotor, di antara got-got yang berbau busuk dan tentu saja masih menikmati daging tikusnya.

............................................ Fin .....................................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar